(Foto: dok BBC)
"Untuk di Indonesia tidak ada pengujian mengenai air zam-zam, tapi kalau masyarakat merasa ragu silakan lakukan pengujian ke BPOM," ujar ketua BPOM Dra Kustantinah, Apt, MApp, Sc saat dihubungi detikHealth, Senin (9/5/2011).
Kustantinah menuturkan air zam-zam biasanya dibawa oleh masing-masing orang dan digunakan sendiri. Namun karena sekarang banyak orang memerlukan air tersebut maka air itu dikomersilkan.Diakui Kustantinah, memang selama ini belum ada air zam-zam yang didaftarkan di BPOM.
"Setiap daerah umumnya memiliki laboratorium yang bisa dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap air minum, jadi masyarakat silakan saja membawa sampel dan lakukan pengujian tapi tidak ada tujuan lain hanya ingin menguji saja," ungkapnya.
Kustantinah menambahkan isu ini sangat sensitif jadi harus hati-hati dalam menanggapinya. Kustantinah berharap mudah-mudahan memang tidak ada apa-apa, karena sampai saat ini tidak tahu apakah air zam zam yang tercemar itu benar atau tidak.
"Air ini dikonsumsi oleh penduduk seluruh dunia dan beberapa ilmuwan juga ada yang mengonsumsinya, jadi jika memang ada apa-apa pasti sudah ramai dibicarakan," ujar Kustantinah.
Selama ini air zam-zam diyakini oleh masyarakat untuk kesehatan, dan beberapa studi menujukkan bahwa air zam-zam mengandung kadar flouride yang tinggi, flouride ini memberikan manfaat khususnya untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Serta memiliki kandungan ion kalsium yang tinggi.
Namun hasil penyelidikan yang dilakukan oleh BBC menemukan bahwa air zam-zam yang dijual secara ilegal di beberapa toko di Inggris mengandung kadar arsenik yang melebihi ambang batas yang sudah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Faktor Risiko yang Bikin Tercemar
Menurut ahli hidrogeologis UPN Veteran Yogykarta, Prof Dr Sari Bahagiarti, MSc, kemungkinan besar tercemarnya air zam-zam adalah pada saat distribusi dan penyimpanan.
"Kalau arsenik pada air tanah biasanya karena tercemar limbah industri, tapi kalau untuk air zam-zam kemungkinan besar tercemar pada saat distribusi dari Arab ke Inggrisnya. Proses penyimpanan yang lama juga bisa mempengaruhi pencemaran," jelas Prof Sari saat dihubungi detikHealth.
Menurut Prof Sari penyimpanan yang lama apalagi ditambah dengan temperatur wadah atau lingkungan yang tinggi, bisa menyebabkan zat-zat berbahaya pada wadah bereaksi dengan air.
"Biasanya itu karena wadahnya logam. Tapi kalau plastik yang dipanaskan juga bisa menyebabkan air menjadi tercemar oleh bahan pengawet pada plastik. Jadi proses distribusi dan penyimpanan sangat berpengaruh," lanjut Prof Sari.
Prof Sari juga menambahkan bahwa bila masyarakat ragu, sebaiknya periksakan sampel air zam-zam ke laboratorium kesehatan agar kandungan-kandungan berbahaya pada air bisa diketahui dengan jelas.
Sementara itu mantan ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Ibrahim saat dihubungi detikHealth mengatakan air Zam-zam paling aman jika diambil sendiri di Mekkah. Di tempat asalnya, air Zam-zam disediakan gratis melalui pipa-pipa yang bisa diakses oleh siapapun.
"Sejauh yang saya tahu ya, belum pernah ada kasus keracunan atau pencemaran di tempat aslinya. Tapi nggak tahu kalau ada perkembangan terbaru," ungkap Anwar yang mengaku belum mendengar tentang air Zam-zam beracun yang dijual secara ilegal di Inggris. (Detikhealth.com)
0 comments:
Post a Comment