Home » , » Banyak-banyak Bergaul Agar Tidak Cepat Pikun

Banyak-banyak Bergaul Agar Tidak Cepat Pikun

img
foto: Thinkstock

Chicago, Orang pikun susah bergaul karena tak mudah baginya untuk mengingat wajah dan nama orang lain. Sebaliknya, penelitian membuktikan orang yang jarang bergaul juga cepat mengalami kemunduran fungsi otak dan pikun di usia yang lebih muda.

Penelitian yang dilakukan oleh Bryan James dari Rush Alzheimer's Disease Center ini menunjukkan, banyak bergaul sama manfaatnya dengan permainan asah otak seperti teka-teki silang dan sudoku. Makin banyak bergaul, fungsi otak akan semakin awet.

"Kalau sudah pikun, logikanya pergaulan akan makin sulit karena terkendala daya ingat yang berkurang. Tapi penelitian ini membuktikan jarang bergaul juga bisa menyebabkan cepat pikun," ungkap James seperti dikutip dari Livescience, Selasa (26/4/2011).

Dalam penelitian terbarunya, James melibatkan 1.138 lansia dengan usia rata-rata 80 tahun. Di awal penelitian, seluruh pastisipan berada dalam kondisi mental yang sehat dengan fungsi otak serta daya ingat yang seluruhnya masih tergolong normal.

Para partisipan diminta mengisi kuesioner yang menggambarkan aktivitasnya dalam kegiatan sosial, baik pesta-pesta maupun ikut klub olahraga. Peneliti juga melakukan pengamatan jangka panjang untuk melihat perkembangan fungsi otak dari masa ke masa.

Setelah 5 tahun, peneliti membandingkan fungsi kognitif atau kecerdasan pada para partisipan. Lewat uji kognitif, terungkap adanya perbedaan daya ingat dan daya nalar berdasarkan tingkat pergaulan atau keterlibatan partisipan dalam kehidupan sosialnya.

Partisipan yang aktif bergaul memiliki fungsi kognitif yang relatif lebih terjaga dibandingkan partisipan yang jarang bergaul. Kemunduran fungsi otak jauh lebih kecil, yakni sekitar 25 persen dibandingkan kelompok partisipan yang jarang bergaul.

"Kemungkinannya, aktivitas sosial membentuk perubahan interpersonal yang kompleks. Perubahan itu membantu sistem saraf untuk bekerja lebih efisien ketika memasuki usia lanjut," pungkas James dalam laporannya di Journal of the International Neuropsychological Society.

0 comments:

Post a Comment