Liputan6.com, Jakarta: Kisah cinta Romeo dan Juliet adalah romantisme yang cukup melegenda dan melekat di jagat raya. Inspirasi cinta sampai mati itu juga diperlihatkan Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie terhadap sang istri, Ainun Habibie.
Romanstime ala Habibie dijelmakan melalui buku Habinie & Ainun yang juga ditulis pakar dirgantara itu dan dluncurkan Selasa (30/11) malam di Jakarta [baca: Habibie Kembali Luncurkan Buku]. Buku itu mengangkat kehidupan sosok pribadi Habibie bersama almarhumah istrinya, Ainun Habibie, selama 47 tahun 10 bulan. Persisnya, sejak 1962 hingga wafatnya sang istri.
Menurut Taufiq Ismail, buku Habibie & Ainun merupakan karya yang terlahir dari kejujuran dan ketulusan cinta. "Ini merupakan karya beliau yang tidak mudah untuk dituangkan dalam sebuah karya. Tidak mudah itu," ujarnya usai menghadiri acara peluncuran buku tersebut.
Menteri Pariwisata dan Budaya Jero Wacik berkomentar, buku Habibie & Ainun merupakan karya yang patut dibanggakan dan diwariskan kepada generasi muda di Indonesia. "Ini karya yang sangat indah, faktual, dan penuh dengan romantisme yang sangat indah," ujarnya kepada Liputan6.com.
Menurut Habibie, buah karyanya itu merupakan anugerah yang sangat luar biasa dari Sang Pencipta. Ia mengakui ketidakmampuannya dalam menorehkan kata-katanya di atas kertas tanpa kekuatan cinta dan anugerah dari Sang Kholiq.
"Saya bukan pujangga, tapi pernah menulis kata-kata yang menurut orang memiliki pesan-pesan cinta yang luar biasa pada saat kami berada di Tanah Suci bersama almarhum istri saya. Dalam waktu lima menit saya bisa menulis kata-kata yang sangat luar biasa. Dan itu mustahil tanpa kekuatan dan anugerah dari Alloh SWT," papar Habibie.
Habibie menulis buku itu dengan gaya dan bahasa yang masih asli dari Habibie. Sejumlah keunikan terutama terkait proses penulisan buku itu lebih merupakan terapi diri atas emosi penulisnya yang ditinggal pergi sang istrinya. Katanya, usai meninggal kondisi tekanan emosional yang cukup tinggi. Bahkan ia mendapat perawatan psikologi dari tim dokter Jerman.
"Jadi, ini akibat sampingan saja. Kayaknya, baik buku ini untuk diketahui masyarakat. Maka lahirlah buku ini," ujar Habibie.
Membaca buku ini sama saja mengikuti penuturan penulisnya. Di dalamnya, pembaca akan mendapatkan cerita-cerita yang begitu indah dan romantis dari kejadian-kejadian yang luar biasa. Selain itu, kadang bisa dirasakan bak reportase karena semua didiasarkan pada fakta.
0 comments:
Post a Comment