Pada waktu penjajahan Kolonial Belanda di Tanah air, pada era revolusi fisik, kota Kandangan adalah salah satu kota Kolonial belanda, atau keresidenan belanda di Kalimantan Selatan. Di kota itu lah pernah terjadi pertempuran dahsyat antra Penjajah Belanda dengan ALRI beserta rakyat kandangan yaitu pertempuran “garis demarkasi”. Di sebuah desa bernama Karang Djawa adalah saksi bisu pertempuran dahsyat tersebut, pertempuran memperebutkan Batas Garis demarkasi (garis batas kekuasaan Belanda).
Di mana para pejuang-pejuang ALRI dan Rakyat kandangan dengan gigih melawan belanda, salah satu pejuang DIVISI IV ALRI Kalimantan Selatan yang mungkin di kenal namanya ialah “Brigjend.H.Hassan Basry” yg mendapat julukan bapak gerilya Kalimantan ini adalah pencetus Strategi perang gerilya yang akhirnya berhasil menepuk mundur dan menewaskan banyak tentara di pihak belanda. Terlepas dari semua itu para pejuang dan warga desa karang jawa dan sekitarnya tidak hanya bermodal tenaga fikiran dan strategi saja, mereka juga mempunyai sebuah “syarat”,dan memakai sesuatu yg bersifat magis untuk melindungi dirinya, seperti halnya ilmu kekebalan, dll yg dapat melindungi diri mereka dari senjata para penjajah.
(babatsal)atau jimat kalung dan ikat pinggang milik seorang pejuang Kandangan dalam menumpas Belanda. Berfungsi untuk kekebalan.
Selain Benda-Benda di atas banyak Ilmu-Ilmu yang di gunakan dalam menumpas penjajah belanda, dari yg berasal dari suku pedalaman dayak maupun yang bernafas Islami melayu kalimantan, dan untalan dll.
Dalam revolusi fisik dan pertempuran Garis Demarkasi di desa karang jawa para pejuang Kandangan berhasil menumpas para penjajah belanda dan pada akhirnya belanda mendatangkan pasukan khusus mereka yang ganas yang di tarik dari Madura, dan Akhirnya dapat di tumpas. Pada akhirnya penjajah belanda mengalami kekalahan dan mendapat banyak korban di pihaknya, berkat Strategi, kegigihan dan semngat para rakyat dan para Pasukan ALRI beserta rahmat dan anugerah Tuhan pada akhirnya pada tanggal 17 Mei 1949 setelah belanda berhasil di tumpas tepatnya di desa Durian rabung kec. Padang batung yang masih wilayah demarkasi itulah tepat di bacakannya Text proklamasi Kemerdekaan Indonesia untuk pertama kalinya di Bumi Kalimantan.
Dan dari dulu hingga sekarang “desa Karang Dawa” adlah desa yang tak pernah Di jajah Belanda Hingga Kemerdekaan Indonesia, Bahkan dengan segala upaya, serangan dan gempuran dari penjajah. Dan itu semua karma Kegigihan para rakyat dan tentra ALRI dari berbagai daerah di Kaliamntan Selatan yang gigih membantu dlm berperang.
Berdsarkan Sejarah dan Histori tersebut orang-orang atau rakyat kandangan cenderung kebanyakan bersifat keras hati, temperamental yang menjadi ciri khas watak rakyat Kandangan hingga Kini, bahkan mereka di kenal adalah orang-orang yang pemberani bahkan ada yg rela mempertaruhkan nyawa meraka dalam berkelahi demi harga keberaniannya.
Bahkan sampai kini Kota kandangan yg di kenal Kota ketupat dan Dodol tersebut di Identikan dengan Ilmu Kekebalan yang ada di Daerah Kalimantan selatan, bahkan kebanyakan Ilmu kebal
Di Kota Kandangan Mngunakkan untlan (minyak yg mempunyai kekuatan magis dengan cara di telan) Bahkan katanya Anak orang No.1 di jaman orde Baru “Toemi Soeharto” pernah di kabarkan pernah berguru Ilmu kebal di Kota ttsb.
“jadi, perjuangan-perjuangan merebut kemerdekaan di bumi nusantra ini juga selalu di sertai dengan Ilmu-ilmu Di luar nalar yang di wariskan oleh Leluhur kita yagn telah menjadi budaya khas orang Indonesia di seluruh nusantra, bahkan orang-orang pribumi yang tangguh seperti Sultan Hasanudin yg berjulukan ayam jago dari timur, Fatahillah, dan byk lagi yg lainnya adalah orang pribumi yang di anggap hebat oleh rang barat”
“bangga lah menjadi orang Indonesia”
ttd penulis
rendra
0 comments:
Post a Comment